Kesibukan dan keramaian mulai nampak semenjak Kamis malam 18 Februari 2010 di Jl. Duren Tiga no. 37, yang tidak lain adalah lokasi dari Crooz Clothing. Sebagian rombongan yang akan turut serta pada tour kali ini memilih untuk bermalam di Crooz.
Selepas sholat Jumat keesokan harinya, semua rombongan sudah berkumpul. Pada kesempatan kali ini, Alone At Last, veteran post-hardcore dari Bandung dan juga No Talent, salah satu band handal dari Jakarta turut serta dalam tour bus. Hampir 100 orang diberangkatkan dengan 2 buah bus besar, langsung dari Duren Tiga, Jakarta menuju Semarang. Perlengkapan tempur sudah di masukkan ke dalam bus, semua sudah duduk dengan nyaman, akhirnya kami berangkat pada pukul 2 siang hari Jumat 19 Februari 2010. Tak lupa kami semua memanjatkan doa, agar perjalanan kali ini tidak ada halangan dan selamat sampai tujuan. RAAREEROO!!!
Waktu tempuh yang diperkirakan selama 10 jam lebih, dilewatkan dengan senda gurau dan canda tawa. Walaupun awalnya berisik… akhirnya satu persatu peserta tour terlelap dan suasana di dalam bus menjadi lebih tenang. Menjelang pukul 6 sore, kami sampai di perhentian pertama di sekitar daerah Pamanukan, Jawa Barat untuk makan malam dan sholat Maghrib. Menu makan malam yang disajikan standard, khas masakan rumah makan di daerah pantura. Yang istimewa adalah menu ayam goreng purba, karena daging ayamnya cukup alot dan memerlukan perjuangan ekstra untuk menggigitnya. Selesai makan malam perjalanan berlanjut, dan sempat singgah beberapa kali di pom bensin untuk buang air kecil dan membeli snack. Menjelang tengah malam, suasana kembali senyap… semua sudah mulai kelelahan… akhirnya jalur komunikasi berpindah di twitter. Canda tawa dan saling cela tetap berlanjut, tapi kali ini lewat jalur maya… ehehe.
2 jam menjelang Semarang, akhirnya kami berhenti lagi… kali ini dikarenakan supir bus yang matanya mulai sayup-sayup karena mengantuk. Demi keselamatan bersama, akhirnya kami semua memutuskan untuk berhenti lagi sambil berjanji… kali ini yang terakhir. 1 jam lebih dirasa sudah cukup… akhirnya bapak supir bangun dari tidurnya dan perjalanan dilanjutkan. Kali ini supir sudah lebih bersemangat, pedal gas diinjak dalam-dalam… hingga akhirnya kami tiba di Semarang. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 3 dini hari, Sabtu 20 Februari 2010. Kedua bus tiba dalam waktu yang hampir bersamaan. Karena lelah dan juga sudah mengantuk, rombongan langsung menuju kamar masing-masing yang sudah ditentukan karena jadwal sound check sudah menunggu di pagi hari. Beberapa jam kemudian, bus 1 berangkat terlebih dahulu menuju Lapangan Tri Lomba Juang untuk memulai sound check sesi pertama. Bus 2 menyusul pada pukul 10 pagi.
Lokasi untuk event tour kali ini memang cukup menakjubkan. Di lapangan yang sangat luas, 3 panggung besar, didukung sound system dan lighting yang sangat dahsyat. Sound check berjalan dengan lancar, dan di tepi lapangan booth merchandise sudah mulai disiapkan. Menjelang pukul 2 siang sound check selesai dan band pertama Barley mint candy tampil diatas panggung. Beberapa anggota rombongan kembali ke hotel untuk melanjutkan istirahat. Satu demi satu band tampil diatas panggung. No Talent, Cemetery Dance Club, Yes It’s You, Jolly Jumper, Friends of Mine, Silent Farewell dan Erwe memberikan penampilan mereka yang terbaik dan menghibur crowd Semarang. Sayangnya cuaca hari itu kurang bersahabat, hujan mulai turun dan akhirnya dengan derasnya membasahi lokasi acara. Menjelang Maghrib, lapangan tersebut mulai becek dan berlumpur. Tapi justru hal itu membuat suasana menjadi lebih seru, apalagi ruang tunggu band nampak seperti berada diatas danau… karena dikelilingi genangan air. Penonton pun nampak tetap semangat menikmati penampilan band-band idola mereka diatas panggung atau berbelanja di booth-booth merchandise yang ada di tepi lapangan. Selepas break Maghrib, acara dilanjutkan. Penampil berikutnya adalah Something About Lola, Alone At Last, Sweet As Revenge, Killed By Butterfly, Thirteen dan Killing Me Inside. Sesuai dengan urutannya, acara dibagi dalam 2 sesi. Pada sesi pertama band melakukan pemanasan dengan intro ditambah 1 lagu. Lumayan untuk memancing antusiasme penonton setelah break.
Dimulai dengan Something About Lola, jagoan lokal dari Semarang yang sukses mengundang teriakan dan koor panjang dari penonton yang ikut serta bernyanyi. Sangat menarik menyaksikan mereka, karena kali ini mereka diperkuat personil baru, Rico Julian dari Hello Stereo/Blablablast pada synth/keyboard. Rico berhasil memberikan sentuhan yang berbeda dan menjadikan lagu-lagu baru dari Something About Lola terdengar lebih fresh.
Alone At Last tampil kemudian. Band dengan jam terbang yang cukup tinggi dan sudah menjelajah banyak panggung di seluruh Indonesia ini membuktikan kualitasnya. Tampil dengan sangat energik dan powerful, mereka sukses memikat publik Semarang. Vokalis mereka Yas juga sangat komunikatif kepada penonton dengan celotehan yang nyeleneh dan mengundang senyum. Akhirnya lagu “Jiwa” menjadi pemungkas penampilan mereka malam itu.
Selanjutnya Sweet As Revenge kembali menyapa penggemar mereka di Semarang untuk yang ketiga kalinya. Nampak penggemar mereka, atau yang akrab disebut dengan TEAM SAR mulai menyemuti bibir panggung. Hujan yang turun dengan rintik-rintik tidak mengurangi semangat mereka untuk moshing dan bernyanyi. Kibaran spanduk TEAM SAR Semarang juga nampak di antara penonton. Memang sungguh oke sambutan dari publik Semarang. Pada saat lagu terakhir yaitu “Potret Kehampaan” dimainkan, hujan mulai bertambah deras. Tapi hebatnya sebagian penonton yang sempat berteduh malah kembali berlari menuju mosh pit. Gelombang moshing diiringi dengan sing-a-long lagu “Potret Kehampaan” menutup penampilan mereka malam itu.
Up next, Killed By Butterfly. Pionir post-hardcore asal Jakarta ini langsung menggebrak Semarang dengan full power. Satu kata untuk mereka, AWESOME!!!
Kemudian Thirteen melanjutkan dengan intro disco dadakan ala mereka. Dance undur-undur di tengah hujan deras terbukti mampu menahan penonton untuk tetap berdiri di depan panggung. Lagu demi lagu yang dibawakan membuat suasana semakin panas. Ditambah lagi kolaborasi dengan Onadio dari Killing Me Inside pada lagu “Cherry Petite Raspberry” semakin menambah histeria penonton.
Akhirnya tiba juga giliran Killing Me Inside untuk menutup pesta malam itu. Tidak salah rasanya organizer menempatkan mereka sebagai band terakhir. Mereka tampil dengan sangat atraktif dan mengundang jeritan penonton yang berteriak memanggil personil band tersebut. Saat mereka menutup penampilan mereka dengan lagu “Tormented” penonton semakin menggila. Ribuan penonton yang hadir menjadi saksi, bahwa Semarang memang mencintai Killing Me Inside.
Akhirnya tuntas sudah acara Macbeth x Crooz Tour Semarang. Derasnya hujan dan kondisi lapangan yang becek berlumpur memang bukan halangan bagi teman-teman yang hadir di Lapangan Tri Lomba Juang, Semarang pada hari itu. Basah dan becek bukan alasan untuk kehilangan kesempatan menyaksikan band-band idola mereka. Sekali lagi Macbeth dan Crooz, yang pada kesempatan itu didukung Oleh Jonny Let’s Go berhasil membuktikan bahwa sudah saatnya band-band indie bisa tampil dan merajai scene musik lokal.